Kamis, 29 September 2011

surat dari gadis berumur 15 tahun yg membuat ayahnya tercengang..


 Ayah tercinta,
Aku menulis surat ini dengan perasaan sedih dan sangat menyesal.
Saat ayah membaca surat ini, aku telah pergi meninggalkan rumah.
Aku pergi bersama kekasihku, dia cowok yang baik, setelah bertemu dia.. ayah juga pasti akan setuju meski dengan tatto2 dan piercing yang melekat di tubuhnya, juga dengan motor bututnya sertarambut gondrongnya.
Dia sudah cukup dewasa meskipun belum begitu tua (aku pikir jaman sekarang 42 tahun tidaklah terlalu tua). Dia sangat baik terhadapku, lebih lagi dia ayah dari anak di kandunganku saat ini. Dia memintaku untuk membiarkan anak ini lahir dan kita akan membesarkannya bersama.

Kami akan tinggal berpindah-pindah, dia punya bisnis perdagangan extacy yang sangat luas, dia juga telah meyakinkanku bahwa marijuana itu tidak
begitu buruk. Kami akan tinggal bersama sampai maut memisahkan kami.
Para ahli pengobatan pasti akan menemukan obat untuk AIDS jadi dia
bisa segera sembuh. Aku tahu dia juga punya cewek lain tapi aku percaya dia
akan setia padaku dengan cara yang berbeda.

Ayah.. jangan khawatirkan keadaanku. Aku sudah 15 tahun sekarang, aku bisa
menjaga diriku. Salam sayang untuk kalian semua. Oh iya, berikan bonekaku
untuk adik, dia sangat menginginkannya.

Ayah... tidak ada satupun dari yang aku tulis di atas itu benar, aku hanya
ingin menunjukkan ada ribuan hal yg lebih mengerikan daripada nilai
raportku yg buruk. Kalau ayah sudah menandatangani raportku di atas meja,
panggil aku ya...

Aku tidak kemana2 saat ini aku ada di
tetangga sebelah..... ..

Bocah yang patut ditiru demi keselamatan dunia dan akhirat..



Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i, Lahir pada tanggal 16 Februari 1991 di kota Qom, sekitar 135 kilometer dari Teheran, ibu kota Iran. Dia adalah Doktor Cilik Hafal dan Paham Alquran. Dia mendapat gelar Doktor pada usia 7 tahun di Hijaz Collage Islamic University yang terletak di jantung wilayah Kerajaan Inggris,sekitar 32 kilometer dari kota Birmingham.



Dia menjalani ujian selama 210 menit dan memperoleh nilai 93. Sesuai standar dari Hijaz Collage Islamic University, dengan nilai 93, Husein menerima ijazah Doktor Honoris Causa dalam bidang “Science of The Retention of The Holy Quran ”.

Jika Anda seorang muslim, pada usia berapa Anda belajar membaca Al Quran, dan berapa juz yang Anda hafal? Umumnya anak - anak muslim di Indonesia mulai belajar mengaji pada usia sekolah dasar.

Dulu, orang tua memanggil ustadz/ustadzah ke rumah untuk mengajar anak-anaknya mengaji. Namun kini, seiring maraknya Taman Pendidikan Al Quran (TPA) dan ditemukannya metode belajar cepat baca Al Quran, orang tua memasukkan anak-anaknya ke TPAuntuk belajar membaca dan menulis Al Quran.

Hasilnya, anak-anak muslim saat ini sudah banyak yang melek huruf Al Quran dan hafal juz amma (juz 30), yang terdiri dari surah-surah pendek yang mudah di hafal. Tapi tak banyak produk TPA yang menjadi hafiz (penghafal Al Quran), karena TPA tidak didesain untuk mencetak hafiz, dan program menjadi hafiz biasanya ditangani pesantren-pesantren Al Quran.

Seorang anak Iran bernama Sayyid Muhammad Husein Tabataba'i, yang mulai belajar Al Quran pada usia 2 tahun, dan berhasil hafal 30 juz dalam usia 5 tahun! Pada usia sebelia itu dia tidak hanya mampu menghafal seluruh isi Al Quran, tapi juga mampu menerjemahkan arti setiap ayat ke dalam bahasa ibunya (Persia), memahami makna ayat-ayat tersebut, dan bisa menggunakan ayat-ayat itu dalam percakapansehari-hari.

Bahkan dia mampu mengetahui dengan pasti di halaman berapa letak suatu ayat, dan di baris ke berapa, di kiri atau di sebelah kanan halaman Al Quran. Dia mampu secara berurutan menyebutkan ayat-ayat pertama dari setiap halaman Al Quran, atau menyebutkan ayat-ayat dalam satu halaman secara terbalik, mulai dari ayat terakhir ke ayat pertama.

Yang lebih mengagumkan lagi, di usia 7 tahun Husein berhasil meraih gelar doktor honoris causa dari Hijaz College Islamic University, Inggris, pada Februari 1998. Saat itu, Husein menjalani ujian selama 210 menit, dalam dua kali pertemuan. Ujian yang harus dilaluinya meliputi lima bidang. Yakni, menghafal Al Quran dan menerjemahkannya ke dalam bahasa ibu, menerangkan topik ayat Al Quran, menafsirkan dan menerangkan ayat Al Quran dengan menggunakan ayat lainnya, bercakap-cakap dengan menggunakan ayat-ayat Al Quran, dan metode menerangkan makna Al Quran dengan metode isyarat tangan.

Setelah ujian selesai, tim penguji memberitahukan bahwa nilai yang berhasil diraih bocah itu adalah 93. Menurut standar yang ditetapkan Hijaz College, peraih nilai 60-70 akan diberi sertifikat diploma, 70-80 sarjana kehormatan, 80-90 magister kehormatan, dan di atas 90 doktor kehormatan (honoris causa). Pada 19 Februari1998, bocah Iran tersebut menerima ijazah doktor honoris causa dalam bidang Science of The Retention of The Holy Quran.

Selama di Inggris, Husein juga diundang dalam berbagai majelis yang diadakan komunita smuslim setempat. Umumnya hadirin ingin menguji kemampuan bocah ajaib tersebut. Uniknya, Husein menjawab semua pertanyaan dengan mengutip ayat Al Quran.
Spoiler for pertanyaan:
dlm 1 forum seseorang bertanya, "Bagaimana pendapatmu tentang budaya Barat?" Husein menjawab, "(Mereka) menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya." (QS 19:59).

Penanya lain bertanya, "Apa yang dilakukan Imam Khomeini terhadap Iran?" Husein menjelaskan, "(Dia) membuang dari mereka beban - beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka." (QS 7:15). Maksudnya, pada masa pemerintahan monarki, rakyat Iran terbelenggu dan tertindas. Lalu Imam Khomeini memimpin revolusi untuk membebaskan rakyat dari belenggu dan penindasan.

Seiring dengan kegiatan belajar dan mengajar Al Quran orang tuanya, Husein dan saudara-saudaranya tumbuh besar. Husein sejak kecil selalu diajak ibunya untuk menghadiri kelas-kelas Al Quran. Meskipun di kelas-kelas itu Husein hanya duduk mendengarkan, namun ternyata dia menyerap isi pelajaran. Pada usia 2 tahun 4 bulan, Husein sudah menghafal juz ke-30 (juz amma) secara otodidak, hasil dari rutinitasnya dalam mengikuti aktivitas ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al Quran, serta aktivitas kakak-kakaknya dalam mengulang-ulang hafalan mereka.

Melihat bakat istimewa Husein, ayahnya, Sayyid Muhammad MahdiTabataba'i, pun secara serius mengajarkan hafalan Al Quran juz ke-29. Setelah Husein berhasil menghafal juz ke-29, dia mulai diajari hafalan juz pertama oleh ayahnya.
Spoiler for metode penggunaan:
Awalnya, sang ayah menggunakan metode biasa, yakni membacakan ayat-ayat yg harus dihafal, biasanya setengah halaman dalam sehari dan setiap pekan. Namun ayahnya menyadari bahwa metode seperti itu memiliki dua persoalan. Pertama, ketidakmampuan Husein membaca Al Quran membuatnya sangat tergantung kepada ayahnya dalam mengulang-ulang ayat-ayat yang sudah dihafal.

Kedua,metode penghafalan Al Quran secara konvensional ini sangat ‘kering' dan tidak cocok bagi psikologis anak usia balita. Selain itu, Husein tidak bisa memahami dengan baik makna ayat-ayat yang dihafalnya karena banyak konsep-konsep yang abstrak, yang sulit dipahami anak balita.

Untuk menyelesaikan persoalan pertama, Husein mulai diajari membaca Al Quran , agar dia bisa mengecek sendiri hafalannya. Untuk menyelesaikan persoalan kedua, ayah Husein menciptakan metode sendiri untuk mengajarkan makna ayat-ayat Al Quran,yaitu dengan menggunakan isyarat tangan. Misalnya, kata Allah, tangan menunjukke atas, kata yuhibbu (mencintai) , tangan seperti memeluk sesuatu, dan kata sulh (berdamai), duatangan saling berpegangan.

Ayah Husein biasanya akan menceritakan makna suatu ayat secara keseluruhan dengan bahasa sederhana kepada Husein. Kemudian dia akan mengucapkan ayat itu sambil melakukan gerakan-gerakan tangan yang mengisyaratkan makna ayat.

Metode ini sedemikian berpengaruhnya pada kemajuan Husein dalam menguasai ayat-ayat AlQuran sehingga dengan mudah dia mampu menerjemahkan ayat-ayat itu ke dalam bahasa Persia dan mampu menggunakan ayat-ayat itu dalam percakapan sehari-hari.


Sayyid Muhammad Mahdi Tabataba'i, menampik pendapat yang mengatakan anaknya istimewa. Menurut Mahdi, Husein memiliki kemampuan di atas rata-rata, dan setiap anak bisa saja dididik untuk memiliki kemampuan seperti Husein. Namun, tentu saja, prakondisi dan kondisinya haruslah lengkap. Misalnya, sejak sebelum masa kehamilan, kedua orang tua Husein sudah mulai menghafal Al Quran. Selama masa kehamilan dan menyusui, ibunda Husein juga teratur membacakan ayat-ayat suci untuk putranya. Dan sejak kecil Husein sudah dibesarkan dalam lingkungan yang cinta Al Quran.

Ayahanda Husein juga berpesan, bila orang tua menginginkan anaknya jadi pencinta AlQuran dan penghafal Al Quran, langkah pertama yang harus dilakukan adalah orangtua terlebih dahulu juga mencintai Al Quran dan rajin membacanya di rumah. Husein sejak matanya bisa menatap dunia telah melihat Al Quran, mendengarkan bacaan Al Quran, dan akhirnya menjadi akrab dengan Al Quran.

Bagi pararemaja, perlu disimak pesan Husein tentang cara pandang seorang remaja terhadapAl Quran. Menurut dia, pandangan seorang remaja terhadap Al Quran haruslah seperti pandangan terhadap minyak wangi. Ketika kita keluar rumah, tentu kita selalu ingin wangi dan menggunakan minyak wangi. Kita juga harus berusaha mengharumkan jiwa dengan membaca dan menghayati Al Quran. Seorang remaja, kataHusein, harus menyimpan Al Quran di dadanya supaya sedikit demi sedikit perilaku dan pembicaraannya dipengaruhi oleh Al Quran.

Spoiler for INTI:
Kita jgn kalah dgn anak berusia 7tahun. 7tahun aja sudah mampu menghapal dan memahami alquran, BISAKAH ANDA menghapal dan memahami isi alquran?
Quote:
jaman skarang, anak" muda lebih suka menghapal lagu" dibanding menghapal alquran. lebih bnyk memahamin komik, majalah, bahkan novel dibanding memahami isi alquran. lebih bnyk main dari pada berilmu sehingga solatpun dilupakan begitu saja. apa yg menyebabkan anak" jaman skrang sperti begitu?
apa karena dy terlalu meremehkan nikmat yang allah beri?
apa susahnya membaca alquran? padahal demi kepentingan nanti diakhirat.
ingat pepatah yg mengatakan:

Quote:
BERSAKIT-SAKIT DAHULU BERSENANG-SENANG KEMUDIAN
yaps itu pepatah memang benar, coba bayangkan ketika anda bersusah payah demi pekerjaan yg anda kerjakan namun mendapat hasil yg maksimal. sehingga atasan anda menaikkan derajat anda. apa yg mungkin kamu rasakan?
senang?
sedih?
atau apa?
pasti senang, ya kan?
nah anda berpikirlah, anda beramal susah payah namun di akhirat sudah punya tabungan. enak kan? dari pada anda bersenang-senang namun di akhirat nggak punya tabungan? otomatis anda tidak akan merasakan yang orang lain bersusah payah menuntut ilmu, beramal, beribadah demi kepentingan diakhirat.

Rabu, 28 September 2011

10 fobia yang paling sering terjadi

Fobia (phobia) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya.
Ada perbedaan “bahasa” antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.Ada 10 jenis objek yang paling sering ditakuti oleh manusia di muka bumi ini :

1. Takut ular
Ini merupakan jenis phobia yang paling sering dijumpai. Ketakutan secara berlebihan pada ular dikaitkan pada kemampuan nenek moyang kita bertahan di alam liar. Ular sejak dulu dianggap hewan berbisa, menjijikkan, dari masa ke masa. Bahkan juga diidentikkan dengan setan oleh keyakinan tertentu. Ternyata phobia akan ular ini bersifat evolusioner, diturunkan oleh nenek moyang manusia sejak zaman dulu sampai sekarang.

2. Takut laba-laba
Ditemukan bahwa kaum perempuan empat kali lipat lebih banyak jumlahnya yang takut atau jijik pada laba-laba daripada kaum lelaki. Pada studi yang dipublikasikan di jurnal Evolution and Human Behavior, David Rakison dari Carnegie Mellon University di Pittsburgh mengatakan bahwa bayi perempuan usia 11 bulan mampu mengekspresikan ketakutan begitu melihat gambar laba0laba dan ular, sedangkan bayi lelaki tidak. Teori evolusi mengatakan bahwa hal itu wajar, sebab kaum perempuan sering bersua laba-laba di rumah, atau saat mereka menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan kaum lelaki cenderung diajarkan untuk berani pada hewan tersebut ketika berada di alam liar.

3. Takut ruangan tertutup
Dikenal juga dengan nama agoraphobia, ketakutan ini diderita oleh 1,8 juta orang Amerika berusia dewasa, demikian menurut laporan National Institute of Mental Health pada tahun 2008. Tempat tertutup yang dianggap sulit untuk mereka melarikan diri atau keluar merupakan obyek yang paling ditakuti. Biasanya mereka takut pada elevator/lift, ruang olah raga tertutup, jembatan, kendaraan transportasi umum, mobil, mall, bahkan juga pesawat. Penderita biasanya malas bepergian atau berada di dalam mobil terlalu lama.

4. Takut pada orang lain
Pernah bertemu orang yang mukanya memerah saat bicara di depan orang banyak? Berkeringat, susah bicara atau gagap atau bahkan sampai sakit perut? Itulah ciri-ciri orang yang takut pada orang lain atau dikenal dengan nama sosialphobia. Sebanyak 15 juta orang Amerika dewasa menderitanya, demikian menurut National Institute of Mental Health. Yang parah, kadang bukan saat melakukan pembicaraan di depan umum saja. Penderita sosialphobia juga kerap kesulitan makan atau minum di depan orang banyak. Gejalanya baru terlihat setelah memasuki usia puber.

5. Takut ketinggian
Ini adalah jenis phobia yang juga lumayan banyak penderitanya. Diperkirakan sebagnyak 3-5% dari seluruh populasi dunia menderita akrophobia, takut berada di tempat tinggi. Pada riset yang pernah dilakukan, penderita akrophobia merasa semua tempat tinggi berjarak lebih tinggi dari yang sesungguhnya. Misalnya tinggi sebenarnya hanya 3 meter, maka di mata penderita akrophobia, mereka seperti melihat obyek yang tingginya 6 meter.

6. Takut kegelapan
Takut pada kegelapan yang diderita anak-anak ternyata adalah phobia paling umum juga. “Anak-anak mempercayai imajinasinya bahwa di kegelapan bisa mendadak muncul hanti, penculik, atau perampok,” jelas Thomas Ollendick, profesor psikologi dan direktur Child Study Center di Virginia Tech. Secara normal, ketakutan ini akan hilang seiring dengan bertambahnya usia. Namun jika hingga usia dewasa kita masih menderita ketakutan pada gelap, maka artinya kita menderita nyctophobia.

7. Takut kilat dan halilintar
Bagi para penderita phobia ini, suara halilintar dan kilat akan terasa seperti menghentak jantung, bahkan membuat mereka berkeringat. Penderita yang parah bahkan sampai memutuskan pindah ke daerah yang aman dari petir dan kilat., demikian kata John Westefeld, ilmuwan dari University of Iowa. Westefeld melaporkan, dari surveinya terhadap mahasiswa di tahun 2006, sebanyak 73% menderita ketakutan ringan pada cuaca. Namun kebanyakan mereka malu untuk mengakuinya. Bagi mereka yang phobia pada kilat dan halilintar, ada baiknya mulai melatih rasa panik dan kecemasan.

8. Takut terbang
Jangan dikira mereka ini orang udik yang belum pernah naik pesawat, sebab faktanya sebanyak 25 juta warga Amerika juga menderita phobia ini. Nama penyakitnya adalah aviophobia, dimana seseorang sangat takut naik pesawat. Bisa jadi memang sudah sejak lahir begitu, atau ada yang pernah mengalami kecelakaan pesawat sehingga merasa trauma naik pesawat lagi, sebab peristiwa mengerikan itu terus terbayang.

9. Takut Anjing
Tidak usah harus anjing besar jenis doberman, anjing yang imut macam pudel pun ditakuti. Penderita cynophobia ini mengalami rasa takut digigit anjing, bisa jadi memang pernah digigit atau melihat orang lain digigit anjing, demikian menurut profesor psikologi Brad Schmidt dari Ohio State University.

10. Takut Dokter Gigi
Bukan cuma anak kecil lho yang takut ke dokter gigi, orang dewasa juga ada. Sebanyak 9-20 oersen orang Amerika ternyata menghindari memeriksakan giginya ke dokter walau sudah dalam kondisi parah sekalipun. Rasa takut ini lebih disebabkan oleh rasa nyeri yang timbul ketika plak gigi dibersihkan, dan memang tidak semua orang bisa menahannya.

terbentur oleh lembutnya tanah


Kata-kata, bagi Nara Shikamaru, bukanlah hal yang bisa dimengerti hanya dengan sekali dengar. Jauh dari itu, butuh penelaahan lebih lanjut untuk memahami dengan pasti apa maksud dari kata-kata itu. Misalnya, jika ada seseorang yang berkata padamu, "dasar orang aneh" dengan ekspresi senyum yang tertahan, berarti orang tersebut tertarik padamu. Jika seseorang mengatakan hal yang sama dengan ekspresi datar, itu artinya orang tersebut tidak punya ide lain tentang apa yang harus dikatakannya kepadamu. Dan kalau seseorang tadi mengatakannya dengan mengernyit plus memicingkan mata, itu berarti kau memang orang aneh.
Shikamaru tidak pernah menyukai perjalanan jauh. Tidak pernah sama sekali. Dulu, ketika masih sekitar lima tahun, ada saat di mana Shikamaru sengaja memakan kue kadaluarsa guna mengihindarkan dirinya diajak piknik keluarga ke luar desa Konoha. Tidak begitu sukses, sesungguhnya, karena keluarga Nara tetap melakukan piknik itu. Tetapi yang penting Shikamaru tidak perlu lelah berjalan karena selama ke tempat tujuan, ia digendong ayahnya yang masih percaya bahwa sakit perut anaknya adalah sebuah kecelakaan.
Shikamaru benar-benar tidak suka perjalanan jauh, tetapi terkadang kita dihadapkan kepada situasi yang tidak disediakan pilihan. Menjadi shinobi jelas bukan pilihan yang akan dipilih oleh seorang Shikamaru (opsi tersebut terlalu tinggi untuk pemalas unggulan seperti dia), tetapi segalanya terjadi begitu saja hingga dia di sini sekarang, berdiri sebagai shinobi Konoha, dengan bonus 'Chuunin' sebagai titelnya.
Masalahnya adalah, menjadi seorang shinobi kelas tinggi, jelas harus menyukai perjalanan jauh. Mau tidak mau. Kau bisa saja dikirim ke ujung dunia dengan dalih tugas, dan sebagai shinobi yang bertanggung jawab, penolakan adalah salah satu pantangan. Itu yang dirasakan Shikamaru sekarang. Dia tidak suka perjalanan jauh, tetapi kini dia menemukan dirinya sedang melakukan perjalanan menuju Suna.
Dari segala pilihan perjalanan yang ada, Shikamaru paling tidak suka jika diperintahkan pergi ke Suna. Selain jauh, iklim Suna yang berkali-kali lipat lebih panas dari Konoha benar-benar membumihanguskan semangat Shikamaru—yang memang sudah tipis dari sananya. Sialnya, karena Konoha dan Suna kini sudah beraliansi, peluang untuk dikirim ke Suna menjadi satu banding tiga. Apalagi saat ini dia mendapatkan gadis itu sebagai kompaninya. Kesialan ganda.
Temari, menurut Shikamaru, adalah sosok yang paling sulit dipahami. Bukan berarti Shikamaru pernah berusaha memahami seseorang sebelumnya, tetapi dalam kasus yang satu ini, Temari benar-benar tidak bisa dipahami. Shikamaru sudah tahu lama sebelum ini, bahwa perempuan adalah mahkluk paling merepotkan yang pernah tercipta. Mendapatkan Ino sebagai partner tugasnya selama bertahun-tahun sudah membuatnya paham bahwa sebaiknya tidak mencari masalah dengan perempuan— dan Shikamaru menambahkan premis itu sekarang—terlebih dengan Temari.
Dari setiap arti ganda yang dimiliki sebuah kata, kata-kata yang keluar dari mulut Temari-lah yang paling multitafsir. Seperti sekarang contohnya, ketika seharusnya mereka bisa membuat perjalanan menuju Suna lebih singkat, Temari serta merta berkata padanya, "jalan pelan saja, sekali-kali aku ingin menikmati pemandangan di sini."
Menjadi remaja dengan IQ lebih dari dua ratus memang kurang menyenangkan; kalimat sederhana itu terdengar lebih kompleks di kepala Shikamaru. Banyak makna yang bisa menjadi pilihan. Pertama, Temari kelelahan dan tidak kuat untuk melakukan perjalanan cepat saat ini (meskipun Shikamaru ragu apakah gadis seperti Temari pernah merasa lelah). Kedua, pemandangan di hutan ini memang berharga untuk dinikmati (dua detik berikutnya Shikamaru sadar bahwa di sekitar mereka hanya ada pohon besar dan jamur beracun, yang sulit dikatakan sebagai 'pemandangan indah'). Ketiga, Temarisengaja agar perjalanan mereka berdua tidak cepat berakhir.
Tidak, tidak, tidak.. kalau poin ketiga itu sampai terjadi, berarti dia harus segera berputar balik ke Konoha dan melapor pada nona Tsunade, bahwa dunia sudah mau kiamat.
Mereka melanjutkan perjalanan dalam diam. Sesekali terjadi dialog satu arah dari Temari, sementara Shikamaru hanya menjadi pendengar yang baik. Rupanya Temari sendiri tidak begitu peduli karena sepertinya dia berbicara lebih kepada diri sendiri. "Dan kau tahu apa, aku bahkan tidak pernah lupa bagaimana tampangmu ketika menangis waktu itu! Benar-benar—tak ternilai!" dia meneriakkan kata terakhirnya diikuti oleh kikikan.
Meskipun dimaksudkan hanya sebagai konversasi satu arah, tentu yang satu ini menangkap perhatian Shikamaru. Dia spontan memutar bola matanya, berusaha untuk tidak tersinggung kendatipun tetap saja tepat sasaran. Dia tidak menunjukkannya secara jelas, bagaimanapun juga.
"Kau masih hutang padaku soal itu lho," kata Temari lagi, kini menoleh ke pemuda di sebelahnya.
Apa maksud dia berkata seperti itu, tentu saja kepikiran di kepala Shikamaru, meskipun dia tidak ingin. Lagipula, kenapa juga gadis itu tiba-tiba mengungkit masa lalu seperti ini? Apakah dia mengharapkan balasan? Tetapi apa yang bisa diharapkan dari seorang Shikamaru?—kisi-kisi ketika bermain Shogi? Temari kelihatannya bukan tipe gadis yang menyukai permainan kuras otak seperti itu.
"Hutang apa?" akhirnya Shikamaru memutuskan untuk membalas, hanya sekedar ingin tahu lebih jauh. "Itu kan misimu, aku tidak berhutang apapun."
"Ah, dasar laki-laki," Temari menepuk dahinya, menghela napas dengan dramatis, "apakah mereka begitu sulitnya untuk sekedar membalas budi?"
Retoris, menurut Shikamaru. Pertanyaannya itu lebih terdengar seperti pernyataan 'laki-laki itu sombong, tak tahu terima kasih, sok jago pula'. Kadang Shikamaru bertanya-tanya pada diri sendiri mengapa perempuan begitu senang menggunakan kata kiasan ketika berucap. Tidakkah mereka tahu bahwa itu membuat lawan bicaranya berpikir?—yang mana Shikamaru menemukan, sangat merepotkan.
Ah, lagi-lagi masalah laki-laki dan perempuan. Perbedaan antara keduanya tidak akan pernah habis diperdebatkan.
"Dan kurasa lain kali kau harus hapus sifat cengengmu itu, sangat tidak menguntungkan di medan perang, kau tahu," Temari menyipit menyebalkan kepada Shikamaru. Ingin rasanya dia berteriak 'aku tidak cengeng!' pada si gadis, tetapi itu sangat bukan-Shikamaru, jadi dia lebih memilih diam. "Dasar orang aneh," seakan tidak puas dengan cemoohannya, Temari menimpali. Dengan senyum tertahan.
Ya, senyum tertahan.
Shikamaru menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Untung saja Temari berjalan dua langkah di depannya sehingga dia tidak melihat kegugupan pada air muka Shikamaru. "Suna sudah dekat?" untuk menutupi aura asing yang kini menghinggapi sekelilingnya, Shikamaru mencoba bertanya. Itu langkah yang amat sangat bodoh, sebetulnya. Pertanyaan tolol, lebih tepatnya.
"Kau ngomong apa?" Temari menoleh, kernyitan jelas menghiasi dahinya. "Tentu saja masih jauh, bodoh. Kau sudah berapa kali sih ke Suna? Makanya perhatikan jalan, jangan menerawangi awan terus!"
Ah, kenapa Shikamaru harus begitu peka soal kata-kata. Kenapa dia harus begitu pintar? Mungkin enak juga jika dia bisa menjadi Naruto, yang benar-benar tidak punya ide soal apa yang terjadi di sekelilingnya, meskipun sudah sangat jelas—seperti perihal Hinata misalnya. Mungkin akan jauh lebih nyaman mengobrol dengan gadis Suna ini jika dia tidak bisa membaca apa satu atau dua maksud tersembunyi di balik kalimatnya.
Ketika tersadar dari lamunannya, Shikamaru menemukan Temari masih menatapi dirinya—dengan alis terangkat tinggi, kelihatan seperti sedang mencoba mencari sesuatu yang tidak kelihatan dalam diri Shikamaru. Dia tidak menghentikan langkahnya ketika melakukannya, sehingga dia memunggungi jalur utama. Apakah Shikamaru harus memperingatkan kalau berjalan mundur itu berbahaya? Baru saja Shikamaru ingin membuka mulut untuk itu,
"Whoa!" tiba-tiba Temari melayang jatuh ke belakang, seperti terdorong oleh benda tak kasat mata dari depannya. Nanti Shikamaru baru akan menyadari bahwa gadis itu tersandung akar pohon—sangat amat bodoh sekali, mengingat gadis ini penyelamat nyawanya.
Dengan gerak refleks luar biasa, Shikamaru meraih tangan Temari, sehingga gadis itu tidak jadi berbenturan dengan tanah. Posisi mereka—terutama Temari—sangat tidak menyenangkan. Kalau Shikamaru masih dendam padanya, bisa saja dia melepaskan genggamannya dan membuat Temari terjatuh, karena dia belum menarik gadis itu sampai dalam posisi stabil.
"Nyaris saja," Temari menghela napas, masih setengah tidak percaya (entah tidak percaya apa, mungkin kecerobohannya). Shikamaru akhirnya menariknya hingga gadis itu bisa kembali berdiri sempurna dengan kedua kakinya.
"Makanya jangan ceroboh. Lain kali kau harus menghilangkan yang satu itu, sangat tidak menguntungkan di medan perang, kau tahu," kata Shikamaru, menyeringai. Temari menatap jengkel karena kalimatnya dikopi. Shikamaru tidak menganggapnya terlalu serius dan berjalan melewati Temari, "ayo lekas. Kita harus sampai di Suna sebelum tengah hari."
"Hei, Shikamaru," panggil Temari di belakangnya. Shikamaru terdiam sepersekian detik sebelum menoleh, untuk menyadari betapa aneh rasanya dipanggil dengan nama depan oleh seseorang yang paling tidak kau sangka.
"Apa?" jawab pemuda itu singkat.
"Terima kasih," kata Temari, tersenyum. Senyumnya bukan senyuman manis gadis dewasa. Senyumannya bahkan bisa dibilang aneh karena bibirnya melengkung lebih condong di satu arah. Tetapi entah kenapa, sesaat itu saja, Shikamaru merasa perjalanan menuju Suna jadi lebih menyenangkan.
Shikamaru tidak tahu harus membalas apa, maka dia hanya tersenyum tipis sekali, seraya menggumam, "hutangku lunas, kalau begitu."
Kata-kata, bagi Nara Shikamaru, bukanlah hal yang bisa dimengerti hanya dengan sekali dengar, terutama dari seorang Temari. Tetapi pada saat Temari mengucapkan terima kasih, sama sekali tidak ada teori di dalam kepala Shikamaru. Yang ada hanya ketulusan yang bergaung nyaring di dalam gendang telinganya.
Dan baru ketika itulah Shikamaru menyadari, setelah cukup lama mengenal gadis itu, bahwa seberapapun banyaknya arti yang dimiliki kata-kata yang keluar dari mulut Temari, mereka sesungguhnya hanya mengandung satu makna pasti. Yaitu kasih sayang.